Rabu, 26 Maret 2008

STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF

Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat utama, yaitu (1) struktur kalimat efektif dan (2) ciri kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup (a) kalimat umum, (b) kalimat paralel, dan (c) kalimat periodik. Sementara itu, ciri kalimat efektif meliputi :

a. Kesatuan (unity)

b. Kehematan (economy)

c. Penekanan (emphasis); dan

d. Kevariasian (variety)

Uraian selanjutnya dimulai dengan stuktur kalimat efektif sebagai berikut.

A. Struktur Kalimat Umum

1. Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang mambnagun sebuah kalimat dapat dibedaskan menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka). Unsure wajid adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu S/subjek dan P/ Predikat), sedangkan unsure takwajib atau unsure manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja Bantu : harus, boleh, keterangan aspek: sudah, akan, keterangan :tempat, waktu, cara dan sebagainya).

2. Struktur Kalimat Paralel

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.

a. Kesejajaran Bentuk

Imbuhan digunakan untuk membantuk kata berperan dalam menentukan kesejajaran. Berikut ini contoh yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.

(1) Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku

Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata membuat (katalog) dan mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan itu dapat dijadikan nomina semua, seperti terlihat pada kalimat berikut.

(1a) Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan catalog, dan pengaturan peminjaman buku.

(1b) Kegiatannya ialah membeli buku, membuat catalog, dan mengatur peminjaman buku.

b. Kesejajaran Makna

Lihatlah kalimat-kalimat berikut.

(1) Dia berpukul-pukul

Kata berpukul-pukul bermakana ‘saling pukul’. Hal itu berarti pelakunya harus lebiuh dari satu. Karena kata dia bermakba tunggal, subjek kalimat (1) itu perlu diubah, misalnya menjadi mereka, atau kalimat itu perlu ditambahkan kterangan komitatif (penyerta) dengan temannya, misalnya.

Kalimat berikut tidak memliki kesejajaran makna predikat dan objek.

(1) Adik memetiki setangkai bunga

Kata memetiki mempunyai makna ‘berulang-ulang’ yang tentunya tidak dapat diterapkan pada setangkai bunga. Perbaikannya dapat dilakukan dengan mengubah predikat menjadi memetik atau menghilangkan satuan setangkai pada objek. Tentu saja, perbaikan itu bergantung pada informasi yang akan disampaikan

c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan

Kadang-kadang soal ujian dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Soal yang baik harus memuat perincian pilihan yang sejajar sehingga memberi peluang yang sama untuk dipilih. Berikt ini contoh perincian pilihan yang tidak sejajar.

(1) Pemasangan telepon akan meyebabkan…………………..

a. melancarkan tugas

b. menanbah wibawa

c. meningkatkan pengeluaran

Pada contoh tersebut, jawaban yang diharapkan adalah (a), tetapi kalimat pemasangan telepon akan menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Pilihan (b) meskipun memang bukan jawaban yang tepat, tidak mempunyai peluang untuk dipilih karena kalimat pemasangan telepon akan meyebabkan untuk menambah wibawa bukanlah kalimat baik. Kalimat yang memuat pilihan (c) justru paling baik, tetapi pilihan itu bukan jawaban yang diharapkan. Soal no 1 itu dapat diubah sebagi berikut.

(1a) Pemasangan telepon akan meningkatkan………………………

a. Kelancaran

b. wibawa

c. pengeluaran

3. Struktur Kalimat Periodik

Kalau pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi kalau pada kalimat periodik sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih dahulu dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya. Misalnya :

1) Oleh mahasiswa kemarin jenazah yang busuk itu dikuburkan (O – K – S - P )

2) Oleh awan panas yang tersembur dari kepundan, dengan bantuan angin yang berkecepatan tinggi, hutan lindung di lereng bukit itu terbakar habis (O – K – S – P )

3) Kemarin rombongan mahasiswa PKL dari Unesa disambut oleh mahasiswa jurusan PBSID Undiksha (K – S – P – O)

Sumber :

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama


PENDAHULUAN

Kita sebagai rakyat Indonesia haruslah dapat menggunakan kalimat efektif dengan benar dalam kehidupan sehari-hari baik bahasa tulis maupun lisan. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari tentang kalimat efektif. Kita haruslah malu jika dalam kehidupan sehari-hari tidak menerapkan kalimat efektif dengan benar. Kita bisa dianggap sebagai bangsa yang tidak berbudi karena bahasa merupakan jati diri kita.
Blog ini merupakan blog tentang kalimat efektif. Di dalam blog ini akan dibahas lebih mendalam tentang kalimat efektif. Di dalamnya juga akan dikemukakan bagaimana kalimat efektif itu dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga akan ditunjukkan beberapa contoh bahasa tulis maupun lisan yang dianggap bukan kalimat efektif sehingga pembaca dapat memperoleh Ilmu dari pembahasan blog ini. Nah pembaca, Selamat membaca. Semoga bermanfaat blog ini bagi pembinaan Bahasa Indonesia di masyarakat.

Senin, 24 Maret 2008

Mengenal Kalimat Efektif

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri di pembicara. Agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakannya dapat diterima oleh pendengar atau orang yang diajak bicara, hendaklah bahasa yang digunakannya dapat mendukung maksud atau pikiran dan perasaan pembicara secara jelas.

Setiap gagasan, pikiran, atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjak dan predikat); memerhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Kalimat efktif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis (Badudu, 1995). Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung dengan sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca/ pendengar), persis seperti apa yang disampaikannya. Hal tersebut terjadi jika kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan gagasan. Dengan kata lain, hamper setiap kata secara tepat mewakili pikiran ddan keinginan penulis. Hal ini berarti, bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar disusun oleh penulis/penuturnya untuk mancapai informasi yang maksimal. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Dengan kata lain, kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna. Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi.


Ciri-Ciri Kalimat Efektif

A. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif mempunyai empat sifat / ciri, yaitu :

1) Kesatuan (Unity)

2) Kehematan (Economy)

3) Penekanan (Emphasis)

4) Kevariasian (Variety)

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek - predikat, predikat – objek, dan predikat – keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan p. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel.hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

Contoh ;

1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.

2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia

2. Kehematan (Economy)

Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.

a. Mengulang subjek kalimat

b. Hiponim dihindarkan

c. Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.

3. Penekanan (Emphasis)

a. Pemindahan letak Frase

b. Mengulang kata-kata yang sama

Disamping dilakukan dengandua hal yang disebutkan di atas, penekanan / penegasan dapat juga dilakukan dengan :

a. Penegasan dengan Intonasi

b. Penegasan dengan Partikel

c. Penegasan dengan kata keterangan

d. Penegasan dengan Kontras Makna

e. Penegasan dengan Pemindahan Unsur

f. Penegasan dalam bentuk pasif

4. Kevariasian (Variety)

Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.

a. Variasi dalam pembukaan kalimat

Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :

1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)

2) Frase Benda

3) Frase Kerja

4) Partikel Penghubung

Contoh:

a) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda)

b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja)

c) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)

b. Variasi dalam pola kalimat

Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.

Contoh :

1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)

2) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P – O – S)

3) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)

c. Variasi dalam jenis kalimat

Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.

…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan baker dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?

Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.

d. Variasi bentuk aktif-pasif

Perhatikan contoh berikut!

a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.

Bandingkan dengan kalimat berikut!

b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.

DAFTAR RUJUKAN

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama


Jumat, 21 Maret 2008

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan karena blog ini telah dapat dipublikasikan. Harapan penulis semoga blog ini dapat bermanfaat bagi pembinaan bahasa Indonesia. Komentar dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan dari blog ini. Penulis sadar isi yang ada dalam blog ini masih jauh dari sempuna. Oleh karena itu, penulis tunggu tanggapan dari pembaca. Untuk awal blog penulis isi dengan struktur dan ciri-ciri kalimat efektif agar para pembaca bagaimana kalimat efektif itu. Untuk selanjutnya akan penulis ini contoh-contoh kalimat efektif yang dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari.